Siapa Bilang Muhammadiyah Kering Seni Budaya
Para Penari UKM Tari UNMUHSurabaya
MasWasis.com, Surabaya, 6 November 2012 – Sebuah tarian kreasi baru memberikan warna lain dan melengkapi sebuah forum Wisuda yang sangat kental akan nuansa akademik. Adalah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari, Universitas Muhammadiyah Surabaya yang ambil peran dalam cara wisuda Selasa (6/11/2012).
Dengan balutan kostum doninasi warna biru para mahsiswi yang memang cantik-cantik ini kelihatan lebih cantik. Dengan gaya yang lemah gemulai mereka mengekspresikan talenta yang dimikinya, seakan mereka menyampaikan masage ,‘kami bisa !’.
Seolah mereka ingin menghapus image bahwa Muhammadiyah kering akan seni budaya.
Sebenarnya di UNMUHSurabaya sering ditampilkan seni tari tradisional, misalnya tari Remo, yang ditampilkan pada event tertentu.
Selain tari, pada Wisuda tersebut juga ditampilkan electon tunggal yang dimainkan Iwan, mahasiswa Biologi, dengan Gending-gending (lagu, red.) Campursari. Setidaknya meluncurlah gending Nyidamsari karya monumental seniman asli Gunung Kidul Manthos yang cukup terkenl itu.
Paduan Suara yang mengisi acara wisuda tersebut juga menyanyika lagu-lagu tradisional, antara lain lagu Gundul Pacul, lagu Pariwisata, lagu Rek Ayo Rek.
Ketika Wisuda ke tahun 2011 yang lalu juga ditampilkan tari klasik yang dimainkan oleh UKM Tari UNMUH Surabaya. Pada saat itu tarian tersebut mendapat apresiasi dari PP Muhammadiyah yang menghadiri acara tersebut.
Hal lain, ketika peresmian G-inspire UNMUHSurabaya, juga ditampilkan tari Jejer Banyuwangi, meski yang memainkan para siswi SD Muhammadiyah Pucang.
Ketika pembukaan Muktamar Muhammadiyah di Malang, tepatnya di Stadion Gajayana Malang, tarian dan musik gamelanpun juga ditampilkan di panggung utama. Begitu juga Muktamar Jogja, nuansa tradional lebih tepatnya budaya Jawa cukup mewarnai perhelatan akbar tersebut. Bahkan Ketua PP Muhammadiyah Din Sjamsuddin juga berkenan ikut bermain ketoprak. Hal ini menandakan Muhammadiyah juga menghargai budaya tradisional yang adhiluhung yang dimiliki bangsa ini. Kecintaan Muhammadiyah kepada seni budaya tradisional ibarat mencintai indahnya Pelangi yang berwarna warni. Suatu Keniscayaan. (wm-01/wm-05/wm-10)