Di Saat Galau, DPR RI Mendapat Hadiah Gedung KPK dari UNMUH Surabaya Berupa Replika
Replika Gedung KPK yang dihadiahkan kepada DPR oleh Mahasiswa UNMUHSurabaya.
MasWasis.com, Surabaya, 28 Juni2012 – Akhir-akhir ini gonjang-ganjing politik Indonesia diwarnai wacana tentang penolakan DPR terhadap rencana pembangunan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK). Para anggota DPR seakan kalang kabut untuk menjelaskan atas penolakan terhadap pembangunan gedung pemberantasan korupsi di Indonesia tersebut.
Di tengah suasana hati anggota DPR yang sedang galau akibat menolak pembangunan gedung KPK tersebut para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya mempunyai ide cemerlang dengan membuat replika gedung KPK. Replika gedung KPK yang cukup megah tersebut diserahkan kepada Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso melalui Rektor UNMUHSurabaya, Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Si. Tak pelak tepuk tangan membahana mewarnai Auditorium Gedung G-inspire lantai 6 UNMUHSurabaya tempat berlansungnya penyerahan replika gedung KPK tersebut.
Sebenarnya Priyo Budi Santoso diundang untuk menjadi pembicara dalam sebuah Seminar Demokrasi yang bertajuk ‘Peranan Kampus Dalam Mengawal Arah Pemilu 2014 yang bermartabat’, yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Konstitusi, HAM, dan Pancasila (Puskohap) UNMUHSurabaya, Kamis (28/6/2012).
Pemberian replika gedung KPK tersebut menurut Prof . Zainuddin ketika diwanwancarai beberapa media cetak maupun elektornik, tidak dimaksudkan untuk memojokkan DPR, namun menurutnya agar para elit politik (DPR dan KPK, red), bisa duduk bersama untuk membahasnya secara harmonis.
“Rakyat kita jangan disuguhi tontonan pertengkaran di kalangan elit politik. Malah seharusnya para pimpinan kita bisa memberikan contoh perilaku yang elegan,” tutur Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini.
Dalam orasinya Priyo Budi Santoso sempat menyinggung tentang penolakan pembangunan gedung KPK tersebut. Dia beralasan secara tersirat, tidak hanya gedung KPK yang ditunda pembangunannya, namun gedung-gedung pemerintah lainya juga ditunda pembangunannya. Hal tersebut menurutnya, karena pemerintah sedang kesulitan anggaran. (wm-01)