
Kang Yoto bersama Duta Besar Amerika
Surabaya, MasWasis.com – Banyak pertanyaan dari audiens yang diajukan kepada Kang Yoto, panggilan akrab Suyoto, Bupati Bojonegoro pada sesi diskusi dalam forum ‘Dialog Pubik: Memilih Pemimpin Jawa Timur Yang Berkemajuan’. Kegiatan tersebut berlangsung di gedung pusat Muhammadiyah Jawa Timur, jalan Kertomenaggal, Sabtu (9/9/2017).
Ketika menjawab pertanyaan mengenai permasalahan kesenjangan di desa, Kang Yoto menjelaskan dengan memberi contoh secara empiris yang telah dia lakukan di Bojonegoro. Sebagai contoh kasus, bila ada suatu desa misalnya berpenduduk seribu orang, berapa keluarga yang tidak mempunyai WC, berapa keluarga yang anaknya tidak bisa sekolah, dan berapa orang yang tidak mempunyai penghasilan. Selanjutnya, bagaimana caranya agar yang tidak mempunyai WC bisa mempunyai WC, yang anaknya tidak bisa sekolah bisa sekolah, dan yang tidak mempunyai penghasilan bisa mempunyai penghasilan sehingga bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Jadi, menurutnya problematika yang ada di masyarakat tidak hanya dicari penyebabnya dan di data permasalahannya, tapi yang lebih penting adalah mencari solusi dan memantau serta memastikan bahwa solusi itu telah berjalan pada track yang benar.
Menjawab pertanyaan tentang pemerintahan desa, Kang Yoto menjelaskan dengan memberi contoh yang telah dia lakukan di Bojonegoro. Agar pemerintahan Desa berjalan harmonis, Kang Yoto menerbitkan Peraturan Bupati tentang Wali Amanah Desa (WAD). Tujuannya menghilangkan dikotomi kekuasaan antara Kepala Desa dan BPD (Badan Perwakilan Desa). Menghindarkan benturan politik diantara keduanya, sehingga akan muncul kebajikan social.
Anggota WAD terdiri dari semua kelompok yang ada di Desa, para tokoh masyarakat, tokoh wanita, orang tua, anak-anak muda, dan kelompok minoritas. Sehingga ketika mengadakan musyawarah Desa semua yang hadir merupakan representasi dari masyarakat Desa. Hal tersebut akan mempermudah proses musyawarah untuk penyelesaian masalah. Dan muaranya akan mempercepat proses pelaksanaan pembangunan di Desa.
Selanjutnya Kang Yoto,menyampaikan ide brilian tentang Desa masa depan. Menurutnya, masa depan dunia bukan seperti Singapore, juga bukan seperti Jepang. Empat puluh persen orang Singapore hidup tidak nyaman. Bahkan menurutnya, angka terbesar orang bunuh diri itu terjadi di Jepang dan Korea. Kang Yoto mengidamkan suatu desa yang nyaman untuk tempat tinggal, simple, tapi produktif. “Maka visinya dalam membangun desa ialah terwujudnya Desa rasa Kota, dan Kota rasa Desa. This feature of the world.” ungkap Kang Yoto. (mw-01)