Sebuah Ekspresi Dalam Apresiasi Seni
FOTO : Rina Ratih ketika bedah Buku Kumpulan Cerpen ‘Perempuan Bercahaya‘
MasWasis.com, Surabaya, 27 April 2011 – Ada sebuah novel yang menceritakan keharmonisan sebuah rumah tangga. Rumah tangga yang menganut poligami. Seorang suami dengan 4 orang istri. Ketika istri pertama akan dimadu, si suami minta ijin kepada istri pertama, istri pertama mengijinkannya. Ketika si suami akan menikahi istri ketiga istri pertama dan istri kedua juga merestuinya. Begitu seterusnya hingga si suami mempunyai empat istri. Mereka hidup rukun dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Cuplikan novel tersebut disampaikan oleh Rina Ratih, seorang sastrawati dari Yogyakarta ketika menyampaikan paparannya di Kampus UMSurabaya,(27 April 2011.)
Rina selanjutnya mengungkapkan, ternyata novel tersebut buah karya dari seorang novelis laki-laki. “Apabila yang nulis novel tersebut perempuan mungkin alur ceritanya akan beda. Bisa jadi poligami yang ada di novel tersebut tidak akan pernah terjadi,’ tambah Rina, yang mendapat aplaus dari peserta diskusi yang mayoritas perempuan tersebut.
Selanjutanya Rina menambahkan, pada umumnya laki-laki menilai seorang perempuan itu dikatakan baik apabila si perempuan tersebut mau menerima apa adanya seorang lelaki. “Termasuk mau menerima bila si perempuan tersebut dimadu,” ungkap Dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta tersebut.
Diskusi yang cukup gayeng tersebut merupakan bagian dari sebuah event yang bertajuk Apresiasi Seni I, yang digelar atas kerjasama Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga (LSBO) PP Muhammadadiyah, LSBO PW Muhammadiyah Jawa Timur, dan UMSurabaya.
Dalam acara yang dipandu oleh Drs. Ali Nuke, MPd. tersebut Rina Ratih mengeksplor sebuah buku kumpulan cerpen yang berjudul “Perempuan Bercahaya” yang berisi enam buah cerpen karyanya. Enam cerpen tersebut adalah ‘Perempuan Bercahaya’, ‘Perempuan Kedua’, Perempuan Pengambil Hati’, ‘Perempuan Pemuja Ketampanan’, ‘Malaikat Penjaga Perempuan’, dan ‘Perempuan itu Bernama Evi’.
Setelah paparan yang disampaikan oleh Rina Ratih terjadilah dialog yang cukup hangat dengan mahasiswa maupun Dosen yang hadir. Dr. Syamsul Sodiq, MPd. mengawali diskusi tersebut dengan harapan agar sastra juga diselipi dengan ayat alqur’an, Syamsul mengistilahkannya ‘mendakwahkan ayat lewat sastra’. Dra. Mas’ulahm MA., menyoroti aliran sastra di Indonesia, dibanding dengan sastra karya sastrawan mancanegara.
Sementara itu salah seorang Dosen Kimia FKIP UNMuhSurabaya, R. Suwasis Hadi, menyoroti karya sastra yang tidak faktual. Hanya berdasar imajinasi belaka, sehingga kadang karya satra tersebut diluar logika.
Kegiatan yang digelar di Auditorium UMSurabaya ini, di samping merupakan forum apresiasi terhadap sastra, juga merupakan forum apresiasi terhadap seni tari Remo, dan Gamelan.
Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Pembantu Rektor I Dr. Syamsul Sodiq, MPd. Ass. Pembantu Rektor III Ir. Gunawan, Dekan FKIP, Dr. Idris Asmaradhani, Dra. Mas’ulah, MA., Linda. SPd. (wm-01)