Dr. Muhadjir Effendy : Gaya Politik SBY, Politik Transaksional
FOTO : Dr. Muhadjir Effendy, Wakil Ketua PWM Jawa Timur.
—————————–
MasWasis.com, Madiun – Siapapun dan kelompok manapun yang mempunyai andil mengantarkan dan mengawal rezim yang sekarang ini berkuasa, kelompok tersebut akan mendapatkan bagian “kue” kekuasaan di eksekutif. Hal ini bisa dilihat dengan jelas partai-partai pendukung SBY dalam pemilihan Presiden tahun 2009 yang lalu, partai tersebut kini mendapatkan jatah Menteri di Kabinet Indonesia Bersatu II dengan porsi yang berbeda-beda.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Muhadjir Effendy, MAP., Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ketika menyampaikan materi dalam Turba PWM Jawa Timur di Asrama Haji Madiun Ahad (23/10/2011). “Kelemahan politik transaksional yang diterapkan SBY saat ini yakni kualitas SDM tidak dijadikan prioritas, bahkan tidak diperhitungkan dalam menyusun kabinet,” tambah Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Pada acara yang diikuti para Pimpinan Daerah Muhammadiyah dari Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo, dan Pacitan ini Muhadjir menyampaikan pula bahwa pada saat ini terjadi efek impulsive di elit pemerintahan maupun elit partai, sebagai contoh adanya korupsi yang melibatkan tokoh partai maupun elit eksekutif di negeri ini. Impulsive (ledakan dari dalam, red), ini akan mempengaruhi cara pandang masyarakat umum terhadap partai maupun pemerintahan SBY. Dan masyarakat akan memperhitungkannya pada pemilu Legeslatif maupun Pilpres tahun 2014 yang akan datang.
Di bagian lain, Muhadjir menengarahi perilaku para elite politik di negeri ini tidak lebih dari upaya untuk mempertahankan kekuasaannya. Karena partai itu sejatinya dalam aktivitasnya selalu berusaha bagaimana memperoleh kekuasaan, menggunakan kekuasaan, dan mempertahankan kekuasaan itu sendiri.
Muhadjir juga mengelompokkan tatanan masyarakat Indonesia dewasa ini terbagi menjadi masyarakat politik dan masyarakat sipil. Sedang masyarakat politik terdiri dari infra struktur dan supra struktur. Yang dimaksud dengan infra struktur yakni partai politik, sedang lembaga-lembaga pemerintah merupakan bagian dari supra struktur. Kekuatan infra struktur dan infra struktur inilah yang akhir-akhir ini sedang disorot masyarakat luas, karena perilaku politiknya.
Sedang masyarakat sipil, menurut Muhadjir yang menyampaikan materi tanpa teks tersebut, terbagi dalam dua kategori yakni sipil anarkis dan sipil yang berkemajuan. Muhammadiyah merupakan kelompok masyarakat sipil yang berkemajuan. Namun parahnya kelompok sipil anarkis jumlahnya lebih banyak daripada kelompok yang berkemajuan.
Tema dari perhelatan Turba ke 6 PWM Jawa Timur ini yakni “Konsolidasi Organisasi untuk Peneguhan Ideologi Muhammadiyah”, sedang tema aplikatifnya “Bermuhammadiyah Dengan Gembira”.
Sekitar 500 kader Muhammadiyah se Bakorwil Madiun (eks Karesidenan Madiun) hadir dalam perhelatan tersebut. Dari PWM Jawa Timur, selain Dr. Muhadjir Effendy, hadir pula, Prof. Thohir Luth, Prof Zainuri, Dr. Najib Hamid, Drs. Sulton Amien, MM, Ir. Gunawan MT, Ir. Tamhid Mashuri, MT, dan Solikul Absor.
Paduan Suara AKBID Muhammadiyah Madiun juga berpartispasi menampilkan beberapa lagu andalan dalam acara ini. Setelah berlangsung sekitar 4 jam , acara ditutup pukul 13.00 WIB dengan makan siang bersama. (mw-01)